Terkadang kita ingin kesuksesan begitu mudah berada
dihadapan kita, seperti mudahnya saat membalikkan telapak tangan. Tetapi
kenyataannya, kegagalan selalu datang silih beganti dan kita selalu mengeluh
akan nasib kita yang selalu buruk. Tak jarang dari sebagian orang hanya sekedar
memimpikan kesuksesan yang dibicarakan.
Namun berbeda dengan Bpk. Suyatin, semangat untuk meraih
kesuksesan terus beliau perjuangkan. Kesuksesan yang didapatkannya, bukan
karena keburuntungan, namun karena factor kegigihan serta keuletan dalam
menjalankan usahanya.
AWAL MENUJU SUKSES
Berawal dari pengalaman tersebut, Suyatin mengalihkan
profesinya dengan usaha tahu kikil dan Bakso. Tahun 1992 Nasib berbuah manis
pada Suyatin, berkat kesabaran dan keuletan selama jualan bakso dan mengganti
jualannya dengan tahu dan kikil, Suyatin menggantikan Kadiran yang
sama-sama berjualan tahu dan kikil di
Brak atau depan Rumah Sakit Dharma Husada.
Berkembangnya usaha tahu dan kikil tersebut dan ramainya
konsumen yang membeli, membuat pemilik toko bangunan gerah. Maklum saat itu
Suyatin manggrok dihalaman toko tersebut. karena merasa di peringatkan oleh
pemilik toko, tahun 2002 Suyatin pindah jualan di trotoar sebelah toko bangunan.
Omset yang kini dikantonginya mencapai 2 juta perhari. Dengan hasil tersebut,
Suyatin bisa mensekolahkan ke 3 anaknya.
yang penting anak –anaknya harus sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi,
jangan sampai kayak ayahnya yang hanya putus sekolah karena tak ada biaya.
RESEP TETAP SAMA
Inilah kunci kesuksesan dari usaha Suyatin. Dari dulu sampai sekarang, cita rasa tahu kiki dan Bakso tetap sama. Kikil yang diperoleh berdasarkan kaki kaki sapi pilihan, tanpa ada campuran jerohan. Dengan 1 porsitahu kikil seharga Rp 10.000 ,00, tidak menyerutkan pembeli tidak mau membeli. Namun sebaliknya pembeli semakin ramai. “Saya sudah langganan mulai dulu, dan sampai sekarang cita rasa tahu kikil tetap sama
Saat ini, Suyatin memiliki 4 pegawai untuk mengelolah
usahanya. Dimana pegawainya tersebut tak lain saudaranya dan keponakan –
keponakan sendiri yang berasal dari Magetan juga. Setiap hari pegawainya ke pasar, memotong
kikilan sapi, membuat bumbu dan sorenya jualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar