Sepatu Lukis Lahan Bisnis
Berangkat dari hobi melukis, Dika Sri Pandanari, 21,
mampu menciptakan peluang bisnis menggiurkan. Lewat Meerkat Custom
Shoes, galeri sepatu lukis yang didirikannya menjadi trend gaya
bersepatu baru di kalangan muda. Meski berawal dari coba-coba, ia
tidak menyangka hobinya dapat meraih omset penjualan hingga 100
pasang per bulan.
Awalnya Dika hanya coba-coba. Dengan berbekal keahlian
melukis yang diturunkan dari ibunda, sepatu hasil lukisan Dika
digemari teman-teman kuliah hingga beberapa toko sepatu memesan
produk Dika dan siap memasarkan. Menurut survey yang ia lakukan,
kebanyakan mahasiswi gemar bersepatu flat on yang nyaman di kaki,
membuatnya semakin bergairah untuk berbisnis sepatu lukis dan memesan
400 pasang sepatu polos dari pabrik sepatu di Surabaya. “Setelah
itu banyak yang minta model macam-macam,” Tambahnya.
Selain membuka galeri di jl.Bendungan Jatiluhur No.30,
stand sepatu lukis juga digelar di Pasar Minggu jl. Ijen Kota Malang.
Stand ini selalu ramai pengunjung dari usia sekolah sampai dewasa.
Dengan asyik mereka memilih gambar di catalog yang tersedia untuk nantinya menjadi
lukisan unik di sepatu pesanannya. Dengan menawarkan bermacam-macam
lukisan, dari selera anak-anak hingga dewasa, seperti tokoh SpongeBob
Squarepants, Harry Potter hingga gambar abstrack, pelanggan
dimanjakan dengan keleluasaan menentukan lukisan sesuai selera.
Secara signifikan omset meroket dari 6 pasang menjadi
100 pasang per bulan. Tentu hal ini tidak serta merta mudah dicapai.
Ditengah usahanya ia pernah merasa pesimis, namun karena dukungan
ibunda Ariyati Ekasari, 45, dan ayahanda Eko Srilaksono, 51, ia
kembali bergairah untuk terus berbisnis sepatu lukis.
Awalnya ia menggunakan cat minyak, namun banyak
kekurangan pada kualitas gambar sehingga ia beralih menggunakan cat
akrilik. Dirasa belum sempurna, ia beralih menggunakan cat akrilik
waterbass dan menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan keinginan.
Dengan modal lebih kurang 100ribu per pasang, harga jual sebesar
125ribu rupiah per pasang mampu meraup keuntungan jutaan rupiah.
Harga yang ditawarkan merupakan harga standard, bahkan
termasuk murah. Menurut Min Herawati, 43, salah satu pelanggan,
sepatu lukis cocok untuk anak-anak dan harganya pun terjangkau. Ibu
tiga anak ini sengaja membelikan sepatu lukis sesuai dengan gambar
kegemaran anaknya sehingga imajinasi anak menjadi tidak terbatas.
“Kreatif, cerah, dan gambarnya lucu-lucu, aku senang,” ujar
Alivia, 11, putri Min Herawati yang berrekolah di SDN 1 Kauman tersebut.
Menurut Eko, ayah Dika, pelayananlah yang membuat
pelanggan enggan berpaling ke toko sepatu lukis lain yang kian
menjamur. Eko selalu memberi pelayanan memuaskan seperti ongkos kirim
gratis, souvenir kejutan hingga garansi selama-lamanya, berlaku untuk
lukisan maupun sepatunya. “Istilahnya garansi sakkatoke,
Mbak,” ujarnya sambil tertawa.
Usaha ini juga telah bergabung dengan UKM Dinas Koperasi
oleh pemerintah yang mewadahi dalam bentuk pameran, e-bisnis,
pelatihan pembukuan dan lain-lain. Lewat pameran di Malang Town
Square, tawaran untuk menjadi agen dari Bali, Samarinda dan Medan pun
pernah ia dapat. Namun karena kapasitas produksi yang belum memadai,
tawaran tersebut belum diterima. Meski begitu Eko dan Dika ingin
terus mengembangkan usahanya, tidak hanya sepatu yang menjadi media
lukis, tetapi sandal, topi dan tas juga menjadi target inovasi
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar